Seorang Hamba yang mengharap hanya keridhaan Allah SWT. semoga Barokah. Amin Ya Rabb

Rabu, 26 Oktober 2011

pemamfaatab limbah nanas

PENGGUNAAN LIMBAH NANAS (Ananas comosus (L.) Merr) SEBAGAI FEED SUPLEMENT PAKAN TERNAK RUMINANSIA
Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Ilmu Nutrisi Ternak Ruminansia
Diampu Oleh : Prof. Dr. Ir. Siti Chuzaemi, MS




OLEH:
NAMA MOH. WAQID
NIM 105050113111035
KELAS A




FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG
2011

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang
Penyediaan hijauan di Indonesia masih menjadi masalah, terutama pada musim kemarau serta daerah yang penduduknya relative padat. Sehingga mempengaruhi sulitnya usaha peternakan mengalami perkembangan. Kondisi tersebut di akibtakan oleh masalah pakan penyediaan pakan dengan kualitas, kuantitas dan kontinuitas yang belum mencukupi. Penggunanan bahan pakan (inkonvensional) alternative merupakan salah satu alternative pemecahan masalah tersebut, seperti penggunaan limbah pertanian maupun industry pertanian.
Usaha ternak ruminansia sebagai salah satu sumber protein hewani asal daging serta susu sangat tergantung akan asupan bahan pakan yang tersedia dan memiliki kualitas yang relative baik bagi perkembangan ternak. Pakan sampai saat ini menyumbang 70% dari total pembiayaan usaha ternak. Usaha peternakan yang telah intensif pun kebanyakan masih mengandalkan sumber pakan yang biasa digunakan sejak dulu. Inovasi untuk mendapatkan sumber pakan baru bagi ternak ruminansia mutlak diperlukan. Peningkatan produksi ternak ruminansia memerlukan penyediaan jumlah pakan dalam jumlah besar, terutama pakan berserat kasar (roughage) yang murah. Perluasan areal untuk penanaman pakan ternak akan semakin terbatas, terutama pada daerah padat penduduk. Disamping itu penanaman pakan ternak menghadapi beberapa kendala yaitu :
• Memerlukan investasi lahan yang cukup mahal,
• Pemeliharaan tanaman yang tidak murah,
• Pengangkutan hijauan ke farm yang kontinyu (tiap hari),
• Hasil panen yang fluktuatif (tergantung musim), dan
• Proses Penyimpanan yang juga memerlukan biaya yang relatif mahal (kebanyakan disimpan dalam bentuk silase).
Hasil intensifikasi tanaman pangan tidak hanya mengahsilkan bahan pangan, tetapi juga menghasilkan limbah berserat yang melimpah sehingga integrasi antara tanaman pangan dengan ternak merupakan suatu alternatif untuk mencukupi kebutuhan pakan ternak.
Menurut Devendra (1987), manyebutkan bahwa pengembangan penggunaan limbah yang berasal dari agroindustri dan bahan pakan nonkonvensional sangat penting dillakukan karena dapat digunakan sebagai substitusi kekurangan hijauan maupun sebagai pengganti hijauan, salah satu limbah pertanian yang memiliki potensi besar yaitu limbah nanas.( Hutagulang et al, 1978).
Pemamfaatan limbah sebagai bahan pakan ternak merupakan satu alternative bijaksana dalam upaya memenuhi kebutuhan nutrisi bagi ternak. Dua aspek yang terkait dengan pemamfaatan limbah sebagai bahan pakan ternak adalah ketersediaan bahan baku penyusun ransum bagi ternak dengan nilai ekonomis yang tinggi dan membantu mengurang pencemaran lingkungan.

1.2. Dasar Masalah
a. Sekilas tentang buah nanas?
b. Bagaimana potensi pemanfaatan limbah nanas sebagai sumber pakan alternatif ( nonkonvensional ) bagi ternak ruminansia?
c. Bagaimanakah teknologi pengolahan limbah nanas sebagai bahan pakan ternak ruminansia?
d. Bagaimana alur serta proses pengolahan limbah Nanas menjadi bahan pakan ternak?
e. Bagaimana batasan penggunaan limbah nanas dalam ransum ternak ruminansia?

1.3. Tujuan
Adapun tujuan dalam pembuatan makalah ini untuk mengetahui potensi limbah nanas sebagai bahan pakan ternak ruminansia, teknologi pengolahan limbah nanas menjadi bahan pakan ternak, alur pembuatan dan proses pengolahan limbah nanas menjadi bahan pakan ternak ruminansia serta mengethaui batasab penggunaan limbah nanas dalam ransum ruminansia.


BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Sekilas Tentang Buah Nanas
Nanas merupakan tanaman buah berupa semak dengan daging buah berwarna kuning. Kandungan air yang dimiliki buah nanas adalah 90%. Nanas kaya akan Kalium, Kalsium, lodium, Sulfur, Khlor, Asam, Biotin, Vitamin B12, Vitamin E serta Enzim Bromelin. Dalam bahasa Inggris, nanas disebut pineapple yang berasal dari persamaan bentuk buah pohon pinus yaitu pine-cone (biji/buah cemara). Sebutan ini pertama kali tercatat pada 1398, yang asalnya dulu digunakan untuk menjelaskan organ reproduksi dari pohon conifer (sekarang disebutpine-cone). Ketika bangsa Eropa melakukan eksplorasi laut (menjelajah dunia) maka ditemukanlah buah tropikal ini, bangsa Eropa menyebutnya “pineapples” (kata ini tercatat pada 1664). Dalam bahasa ilmiah, nama dari nanas adalah Ananas Comosus.
Produktivitas ternak sangat di pengaruhi oleh kualitas pakan yang diberikan. Kondisi optomim pertumbuhan ternak tidak akan tercapai dengan hanya diberikan rumput saja. Penambahan zat gizi dalam bentuk bahan penguat atau hijauan yang mengandung protein tinggi, sehingga harus ada pencampuran dengan leguminosa. Karena semakin berfariasi ransum yang diberikan akan menambah konsumsi ternak terhadap bahan pakan serta dapat menyempurnakan kandungan nutrisi. Namun, hal yang perlu di perhatikan adanya kandungan metabolit sekunder ( zat anti nutrisi) yang dapat mempengaruhi kuantitas maupun batasan penggunaan dalam ransum.
Salah satu cara dalam mengatasi kekurangan hijauan adalah dengan memamfaatkan limbah pertanian sebagai pengganti hijauan. Menurut devendra (1987), menyebutkan bahwa pengembangan penggunaan limbah yang berasal dari agroindustri dan bahan pakan nonkonvnsional sangat penting dilakukan. Salah satu limbah yang memiliki potensi besar untuk digunakan sebagai bahan pakan alternative adalah limbah nanas. Limbah nanas merupakan sumber energy yang potensial, karena kandungan karbohidratnya yang tinggi, yaitu 71,6% bahan ekstrak tanpa N (BETN) dan 9,35 % serat kasar. (Senik, 1978). Produksi limbah nanas yang di hasilkan dalam industry pengalengan nanas sangat besar. Tiap hektar lahan yang digunakan menghasilkan sekitar 14 ton buah, dan sekitar 60-80% di buang sebagai limbah. (Hutagulang et al, 1978).
Menurut data dari badan penelitian dan pengembangan pertanian, departemen pertanian (2009), menyebutkan bahwa kandungan nutrisi buah nanas terdiri dari bahan kering 54,2%, bahan organic 91,9%, abu 8,1%, NDF 57,3%, ADF 31, 1%, energy kasar 4481 kkal/kgBK serta energy cerna 2120 kkal/kgBK.
Limbah nanas mengandung serat (NDF) yang relative tinggi 57, 3%, sedangkan protein kasar termasuk rendah yaitu hany 3,5%. Oleh Karena itu potensi penggunaan nanas bukan sebagai komponen penyusun konsentrat, namun lebih sebagai pakan dasar penyusun ransum. Limbah nanas yang telah dikeringkan dapat digunakan langsung sebagai bahan pakan dasar. Sedangkan bila digunakan sebagai pakan dasar dalam pakan komplit limbah harus digiling lebih dahulu. Sebagai pakan dasar limbah nanas diharapkan dapat meminimalisir ketergantungan akan pengadaan akan pengadaan hijauan pakan bagi kebutuhan ternak.

2.2. Potensi Pemamfaatan Limbah Nanas Sebagai Bahan Pakan Alternative
Produksi buah nanas secara nasional mencapai 702 ton pertahun dan sebagian besar disumbang oleh lima daerah utama penghasl nanas yaitu sumatera utara, sumatera selatan, lampung, jawa barat dan jawa timur. Potensi tanaman nanas sebagai sumber bahan pakan ternak dimungkinkan, apabila terdapat industry yang akan mengolah buah nanas menjadi produk hasil olahan berupa sari nanas. Tingkat rendemen sekitar 15%, atau dihasilkan produk limbah berupa campuran kulit dan serat perasan daging buah sebesar 85%. Walaupun tidak seluruh produksi tanaman nanas digunakan untuk memenuhi kebutuhan pabrik pengolah yang ada , secara potensi terdapat 596 ribu ton pertahun limbah segar nanas yang dapat dimamfaatkan sebagai bahan baku pakan ternak. Bila dikonversikan kedalam kedalam bahan kering dengan kadar air 24% , maka terdapat potensi sebesar 143 ribu ton pertahun limbah nanas kering. (Poerwanto, 2005)
Menurut Winarno (1993) bromelin merupakan enzim protease yang dapat menghirolisis protein. Enzim ini mudah diperoleh karena tanamannya dapat berbuah sepanjang tahun tanpa tergantung oleh musim. Buah nanas kaya akan enzim bromelin yang berguna untuk melegakan tenggorokan dan membantu pencernaan. Enzim bromelain mencerna protein di dalam makanan dan menyiapkannya agar mudah diserap tubuh. Bromelin membantu proses penyembuhan luka dan mengurangi pembengkakan atau peradangan di dalam tubuh. Nanas adalah pilihan yang baik bagi pasien sebelum dan sesudah menjalani operasi. Menurut Hero (2008) selama 5 tahun terakhir tahun 2000 sampai 2005 perkembangan produksi nanas Indonesia rata-rata sebesar 6.145.382 ton.

2.3. Teknologi Pengolahan Limbah Nanas
Tehnologi pengolahan limbah nanas untuk menghasilkan bahan pakan ternak kebanyakan dilakukan dengan cara pengeringan dikarenakan mengandung air dalam jumlah besar, sehingga membutuhkan pengeringan secara intensif dan cepat untuk menghindari kerusakan bahan pakan. Namun, limbah nanas dapat juga diproses dengan menggunakan tehnologi fermentasi untuk menghasilkan produk silase limbah nanas. Hal ini dimungkinkan karena kandungan air sebesar 75% sesuai proses pembuatan silase (MC Donald, 1981). Tehnologi ini dapat dapat mengatasi masalah cepatnya limbah mengalami kerusakan apabila todak segera di keringan dengan demikian pengolahan limbah menjadi silase dapat menghindari proses penggilingan maupun penggilingan, karena silase limbah dapat langsung digunakan sebagai bahan pakan dasar. Hal ini dengan sendirinya berpotensi untuk mengurangi biaya pengolahan secara signifikan , walaupun untuk mengolah limbah menjadi bentuk silase juga membutuhkan biaya, antara lain untuk pembuatan silo dan bahan aditif. Diperlukan analisis efisiensi ekonomis untuk mengetahui proses pengolahan yang paling optimal dalam memamfaatkan limbah nanas tersebut yang hasilnya ditentukan oleh skala produksi.

2.4. Alur Pembuatan Serta Proses Pengolahan Limbah Nanas
Alur pembuatan limbah nanas yaitu :
Sumber : simon p. ginting dkk (2009), poerwanto (2005)









Buah nanas
(1000 kg)





Sari Nanas
(150 kg)



Kulit SPDB (850 kg)


Fermentasi



Pengeringan




Penggilingan












Kulit-SPDB (204kg)




Kulit-SPDB


Pengganti Rumput
(Pakan Komplit)

Silase Kulit-SPDB (850 kg)









Pakan Dasar
(pengganti Rumput
Proses pengolahan limbah nanas menjadi bahan pakan ternak , yaitu memiliki tiga cara yang meliputi :
a. pengeringan, kulit buah dikeringkan untuk mendapatkan kulit buah kering dangan kadar air 13% kering matahari membutuhkan waktu 3-4 jam.
b. Penggilingan, kulit buah yang telah kering digiling untuk menghasilkna tepung atau remah kulit buah yang lebih baik dibandingkan dengan tepung untuk memberi efek positif terhadap rumen,
c. Pencampuran, tepung atau remah kulit nanas kering dapat digunakan sebagai komponen pakan konsentrat ataupun pakan komplit.
Penggunaan limbah nanas sebagai bahan pakan ternak dapat digunakan sebagai sumber energy untuk kebutuhan ternak ternak ruminansia seperti kambing sedangkan penggunaannya dalam bentuk komponen konsentrat, maupun pakan komplit. Melalui data yang didapat dari departemen pertanian (2009) menyebutkan bahwa pertambahan bobot badan hewan percobaan termasuk sedang dengan konversi pakan 62 sampai 66 g, dengan konversi pakan antara 8,6- 12,2. Pertambahan bobot badan cenderung menurun dan konversi pakan cenderung semakin tinggi dengan meningkatkan taraf subtitusi hijauan dengan limbah nanas. Oleh Karena itu, taraf penggunaan limbah nanas untuk menstubsitusi hijauan perlu di tentukan perlu dipertimbangkan berdasrkan optima biologis maupun optima ekonomisnya. Adanya potensi limbah nanas untuk mensubtitusi sebagian atau seluruh komponen hijauaj dalam pakan merupakan “Nilai Nutrisi” yang dibutuhkan dalam mengembangkan system integrasi produksi ternak dengan tanaman nanas.

2.5. Batasan Penggunaan Limbah Nanas Dalam Ransum Ruminansia
Sebagai bahan pakan kulit buah nanas dapat digunakan sebanyak 10-20% dalam pakan. Penggunaan lebih 20% dapat menurunkan bobot badan. Menurut junior et al (2005), mengungkapkan bahwa limbah hasil pengolahan buah-buahan berpotnsi digunakan sebagai bahan pakan ternak ruminansia. Hasil penelitian Kellens et al (1979), menunjukkan bahwa limbah nanas mempunyai potensi besar untuk digunakan sebagai pakan ruminansia ketika disuplementasi oleh protein dan mineral. Limbah nanas beupa silase dan potongan hijauan dapat memberikan memberikan peningkatan bobot badan mencapai 0,91 kg/hari. Selanjutnya Corella et al (2006), menyebutkan bahwa penggunaan limbah nanas yang sudah dikeringkan tidak menunjukkan adanya pengaruh yang nyata terhadap terhadap kecernaan bahan kering, protein kasar dan Neutral Detergent Fiber (NDF). Selain itu Jetana et al (2008) meneliti penggunaan silase limbah nanas pada ternak kerbau menyimpulkan bahwa pada imbangan silase limbah nanas dengan konsentrat sebesar 40:60 menghasilkan efisiensi dalam hal eksresi turunan purin dan urinper kg bahan organic tercerna yang dikonsumsi. Ginting et al (2005) menyebutkan bahwa salah satu factor pembatas dalam penggunaan limbah nanas sebagai pakan adalah kendungan protein dan NDF yang rendah sehingga disarankan penggunaannya tidak dalam bentuk tunggal. Selanjutnya, Ginting et al (2007) menyebutkan bahwa penggunaan silase limbah nanas dapat mencapai 75% dalam ransum ketika dikombinasikan dengan konsentrat.
Table penggunaann serta konversi pakan limbah nanas
penggunaan Taraf (%) PBBH (g) KP
Komponen konsentat 15-20 60-80 10-14
Komponen pakan komplit 10-15 80-105 8-10
Keterangan : PBBH : Pertambahan Bobot Badan Harian ,
KP : Konversi Pakan ( Konsumsi/ PBBH)
Dalam penelitian Makruf Tafsin Dkk (2008) tentang pemamfaatan limbah nanas yang digunakan sebagai pensubstitusi campuran rumput gajah dengan rumput kaliandra (60:40) terhadap nilai kecernaan dan Rasio Digestible Nutrient (TDN) domba local (ruminansia), menunjukkan bahwa kecernaan protein kasar mempunyai kecenderungan yang menurun dengan menggunakan limbah nanas lebih dari 10%. Kecernaan protein kasar erat kaitannya dengan keseimbangan zat makanan dalam ransum, terutama keseimbangan protein dan karbohidrat yang mudah dicerna. Keseimbangan tersebut akan mempengaruhi pola fermentasi di dalam rumen. Menurut Arora (1989), makanan yang kandungan karbohidrat mudah dicernanya tinggi akan memerlukan nitrogen (protein kasar)yang lebih tinggi untuk pertumbuhan optimum mikroorganisme. Sedangkan kecernaan serat kasar mengalami nilai yang lebih rendah. Hal ini erat kaitannya dengan dengan kandungan protein kasar yang rendah dalam ransum. Menurut Mc Donald et al (1995), protein kasar yang rendah akan menghambat mikroflora dan mikrofauna , dan akibatnya kemampuan mikroorganisme untuk mencrna serat kasar akan berkurang.
Adapun dalam pengamatan nilai kecernaan terhadap Bahan Ekstrak Tanpa Nitrogen (BETN) menunjukkan hasil yang cukup baik dimana teradi peningkatan daya cerna sampai 40%. Pemberian ransum dengan serat kasar yang rendah secara kontinyu dapat mengadaptasikan ternak ruminansia terhadap karbohidrat yang mudah dicerna selain itu bakteri yang merombaknya juga meningkat. (Arora, 1989). Sementara nilai TDN ransum meningkat sejalan dengan meningkatnya penggunaan limbah nanas sampai 40%. Hal ini disebabkan karena meningkatnya nilai BETN dapat dicerna walaupun nilai protein dan serat kasar menurun. Penggunaan limbah nanas sebanyak 50% menunjukkan nilai TDN yang lebih rendah dibanding dengan menggunakan limbah nanas 40%. Hal ini disebabkan penggunaan limbah nanas dapat meningkatkan kandungan karbohidrat yang mudah dicerna sehingga berakibat menurunnya kecernaan zat makanan terutama untuk protein kasar dan serat kasar. Pada penggunaan limbah nanas 50%, nilain serat kasar dan protein dapat dicerna sudah sangat rendah, sehingga nilai TDN ransum menurun. (Makruf Tafsin dkk, 2008)

5 komentar:

  1. Ass wr wb Trima kasih pa mudah mudahan bermamfaat buat kami di desa cipelang kelompok tani MS sebelumnya sih di buang aja ke mungkinan nanti saya coba ke ternak kami trima kasih pa .
    sekalian nitip link inves hemat nan murah di invest murah hemat bisnis internetan bisa enjoy yakin bisa sabisa bisa kudu bisa pasti bisa

    BalasHapus
  2. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  3. sama-sama.
    saya akan coba meng-upload lagi tapi mudah mudahan bisa dalam bentuk PDF sehingga mudah untuk di unduh.
    thx

    BalasHapus
  4. mohon kepada penggiat usaha dalam bidang nanas hub sya 085222251984. sya mau menjalin kerjasama.

    BalasHapus